ELEMENTER DAN PARTISI MATRIKS
ELEMENTER DAN PARTISI MATRIKS
ELEMENTER MATRIKS
Pada pembahasan sebelumnya, kita sudah mengenal tentang Definisi Matriks Elementer dan Sifatnya. Nah sekarang ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai kegunaan dari matriks elementer.
Dalam mencari invers suatu matriks selain menggunakan adjoint, kita juga bisa menggunakan konsep gabungan antara matriks elementer dan metode eliminasi gauss-jordan.
Teorema 1
adalah matriks elementer yang dibentuk dengan melakukan sebuah operasi baris elementer tertentu pada (matriks satuan). Jika operasi baris elementer yang sama dikenakan pada sebarang matriks maka hasilnya sama dengan hasil kaliMisalkan
.
Contoh penerapan dari teorema 1 :
Misalkan didefinisikan matriks
dan
sebagai berikut :
Kita akan mengecek kebenaran teorema 1 dari contoh ini. Apakah benar :
Untuk pernyataan di atas, dengan operasi perkalian antar matriks kita dapatkan :
Kemudian kita kenakan matriks
dengan OBE yang sama
sehingga kita peroleh :
Dari persamaan
dan , ditarik kesimpulan bila kita mengenakan OBE pada matriks A maka hasilnya akan sama dengan hasil kali . Jadi pernyataan
bernilai benar.
Tambahan
Mari kita berpikir bersama, sebuah OBE yang dikenakan pada matriks satuan
dapat menghasilkan matriks elementer
.
Lalu apakah ada OBE yang jika dikenakan pada matriks
akan menghasilkan matriks satuan
?
Jawabannya adalah ada!
Misalkan jika
kita peroleh dengan menukarkan baris ke- dengan baris ke- pada , maka kita dapat mencari matriks jika kita menukarkan baris ke- dengan baris ke- pada
.
Untuk operasi lainnya simak tabel berikut :
OBE pada |
---|
OBE pada |
---|
Mempertukarkan baris ke- |
Mempertukarkan baris ke- |
Mengalikan baris ke- |
Mengalikan baris ke- |
Menambahkan hasil kali baris ke- |
Menambahkan hasil kali baris ke- |
Operasi-operasi pada ruas kanan tabel di atas dinamakan operasi invers. Lalu apa kegunaan dari operasi tersebut?
Operasi
tersebut berguna untuk mencari invers dari suatu matriks dengan
menggunakan matriks elementer. Namun kita tidak akan membahasnya di
postingan ini. Untuk teorema selanjutnya juga tidak kalah penting dari
teorema matriks elementer yang pertama.
Teorema 2
Setiap matriks elementer adalah invertible (dapat dibalik / mempunyai invers) dan inversnya adalah juga matriks elementer.
Maksud dari teorema 2 adalah ketika ada matriks elementer
yang dihasilkan dengan memperagakan sebuah OBE (kita namakan operasi *) pada . Kemudian kita gunakan operasi invers–nya (kita namakan operasi **) pada matriks satuan maka akan menghasilkan matriks elementer
mengingat operasi invers pada pembahasan saat ini juga merupakan operasi baris elementer.
Sehingga berdasarkan teorema 1 maka jika matriks
dikalikan dengan
maka diperoleh :
Gambaran secara kasarnya yaitu efek operasi (*) akan dikenakan pada matriks
sehingga operasi (*) dan operasi (**) akan bertemu dan saling “meniadakan” dan menyisakan matriks satuan
.
Kemudian dengan cara yang sama jika kita mengalikan matriks
dengan
maka juga diperoleh :
Berdasarkan sifat invers pada matriks yaitu jika
maka matriks atau
.
Sehingga berdasarkan persamaan
dan maka didapat dan atau
. Jadi benar bahwa matriks elementer dapat dibalik dan inversnya juga merupakan matriks elementer.
Contoh :
Misalkan didefinisikan matriks elementer
dan
sebagai berikut.
Kemudian kita kalikan keduanya sehingga didapat :
dan dengan cara yang sama juga diperoleh :
Jadi didapat
dan berdasarkan sifat invers pada matriks maka atau
.
Karena
jika biasanya dalam mencari invers suatu matriks perlu mencari
determinan lalu mencari transpose matriks adjoint dan seterusnya.
Apalagi jika invers yang dicari dari matriks yang mempunyai jumlah baris
dan kolom yang banyak pasti akan repot.
PARTISI MATRIKS
Matriks partisi adalah membagi matriks
menjadi beberapa matriks yang ukurannya lebih kecil dengan
memasukan garis horizontal dan vertikal antara baris dan kolom matriks.
Matriks-matriks yang ukurannya kecil hasil partisi matriks disebut sub matriks.
Partisi matriks digunakan untuk
menyederhanakan matriks yang ukurannya besar menjadi matriks kecil
sehingga lebih mudah dioperasikan untuk tujuan tertentu.
Matriks A11, A12,
A21, dan A22 disebut
submariks dari A
Contoh:
Maka
Perkalian matriks
dapat dilakukan dengan memperlakukan submatriks sebagai entri matriks, sehingga
Perkalian matriks T diperoleh sebagai berikut:
Sehingga submatriks
di atas membentuk matriks sebagai berikut:
Komentar
Posting Komentar